PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Lampung meluncurkan aplikasi Smart School Lampung Berjaya. Inovasi ini sebagai tindak lanjut janji kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim. Peluncuran telah dilakukan di GSG Universitas Lampung, Senin (16/12).
Peluncuran pembelajaran berbasis teknologi informasi melalui http://smartschool.lampungprov.go.id tersebut sekaligus acara peringatan Hari Guru Nasional serta hari ulang tahun ke-74 PGRI.
Aplikasi ini bertujuan memecahkan masalah belajar dan menfasilitasi kegundahan dalam pendidikan di era teknologi informasi, apalagi indonesia tengah mengusung industri berbasis 4.0.
Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.
Kita apresiasi tujuan utama teknologi dalam pembelajaran ini untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran dan untuk meningkatkan kinerja.
Untuk mendukung program ini, pihak pemprov melatih operator sekolah, kepala sekolah penggerak, guru penggerak, dan siswa penggerak yang akan memotivasi penggunaan program smart school tersebut.
Penggunaan teknologi berbasis internet dalam bidang pendidikan ini membantu interaksi, antara komunitas sekolah, siswa, dan guru bisa semakin mudah. Dinas Pendidikan Lampung mencatat sampai saat ini sudah aktif di 1.756 sekolah, 2.413 guru, dan 5.521 siswa pengguna.
Ke depan, partisipan mesti lebih banyak lagi. Pendidikan memang kunci untuk memajukan dan mencerdaskan anak bangsa. Pembangunan SDM mesti terus dilakukan di Lampung. Peningkatan produktivitas dan daya saing juga terus diwujudkan. Bahwa mencerdaskan anak bangsa harus menjadi prioritas.
Inovasi itu bukan tidak lain adalah muaranya untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). BPS Lampung mencatat pembangunan manusia di Provinsi Lampung terus mengalami kemajuan. Pada 2018, IPM Lampung telah mencapai 69,02. Angka ini meningkat sebesar 0,77 poin atau tumbuh sebesar 1,13% dibandingkan 2017.
Anak-anak yang pada 2018 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,61 tahun (Diploma I), lebih lama 0,15 tahun dibandingkan dengan anak yang berumur sama pada 2017.
Lalu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,82 tahun (kelas VIII), lebih lama 0,03 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Selanjutnya, pada 2018, masyarakat Lampung memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan sebesar Rp9,86 juta, meningkat Rp445 ribu dibandingkan pengeluaran tahun sebelumnya.
Bappenas dan Kemenpora merilis dalam indeks pembangunan pemuda (IPP), Lampung sedikit bergerak maju, meski provinsi ini tetap berada di kelompok terbawah pembangunan pemuda.
IPP atay YDI Indonesia 2017 memuat capaian 15 indikator pembangunan kepemudaan pada 2015 dan 2016 yang dituangkan dalam lima domain yaitu pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.
Bappenas menyebutkan IPP Lampung pada 2015 hanya 43,17 atau mendapat peringkat 33 dari 34 provinsi. Sementara pada 2016 IPP Lampung naik satu peringkat yakni 32 dari 34 provinsi di Indonesia.
Provinsi Lampung tetap mencatat tanda-tanda kemajuan di beberapa hal. Hal-hal baik yang telah dicapai provinsi ini adalah dalam indikator rata-rata lama sekolah dan APK sekolah menengah, masing-masing dengan nilai sub-indeks tujuh dan sembilan.
Selain itu, ada juga partisipasi pemuda dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan perkawinan usia anak dengan nilai sub-indeks, berturut-turut, sembilan dan tujuh. Semoga inovasi smart school akan membuat IPP dan IPM Lampung melesat dalam beberapa tahun ke depan.
Bambang Pamungkas
Sumber
Comments are closed.