Bandar Lampung (Lampost.co) – Pendapatan daerah Lampung dalam rancangan APBD Tahun 2020 direncanakan Rp7,806 triliun yang berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) Rp3,259 triliun, dana perimbangan Rp4,495 triliun, dan lain-lain pendapatan yang sah Rp51,656 miliar. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung fokus mengentaskan kemiskinan di tahun 2020 dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) menyerahkan dokumen rancangan kebijakan umum APBD (KUA) dan prioritas plafon anggaran sementara (PPAS) APBD Lampung Tahun 2020 dalam sidang paripurna DPRD Lampung, Selasa, 12 November 2019. Peningkatan SDM mengacu rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Lampung Tahun 2020, dengan tema pembangunan Lampung yang dicanangkan, yakni Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan melanjutkan pembangunan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan.
“Pemanfaatan anggaran pembangunan diarahkan pada enam jalur prioritas pembangunan daerah. Prioritas itu juga diintegrasikan dengan program dan kegiatan pendukung janji kerja pemerintah daerah yang selaras dengan visi Rakyat Lampung Berjaya,” katanya.
Keenam prioritas tersebut, meliputi pembangunan sumber daya manusia (SDM) dengan pengarustamaan gender, pemberdayaan kaum difabel dan perlindungan anak. Selanjutnya meningkatkan nilai tambah produk unggulan untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan.
“Kemudian mengenai reformasi birokrasi, infrastruktur untuk pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, kehidupan yang religius, aman, berbudaya, dan inovatif. Terakhir pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana,” katanya.
Nunik menambahkan dalam menghadapi tantangan pengelolaan anggaran dan terjaganya kualitas belanja daerah, pemprov konsisten melanjutkan kebijakan mengoptimalkan anggaran belanja. “Sejalan dengan Pemerintah Pusat, belanja daerah diarahkan pada program dan kegiatan yang secara langsung mendukung pencapaian prioritas daerah dan nasional,” ujarnya.
Wagub juga menyoroti beberapa perkembangan kondisi makro ekonomi dan sosial ekonomi terkini yang melatarbelakangi penyusunan kerangka ekonomi makro dalam KUA Lampung Tahun 2020. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi Lampung selama tiga tahun terakhir menunjukkan tren yang meningkat, yaitu 5,15 persen pada 2016 menjadi 5,17 persen pada 2017, dan tumbuh menjadi 5,25 persen pada 2018. “Pencapaian tersebut juga tercatat lebih baik dibanding dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional,” katanya.
Memasuki triwulan II tahun 2019, perekonomian Lampung tumbuh 5,62 persen (year on year) dan 5,16 persen di triwulan III tahun 2019. Sementara perekonomian nasional tumbuh 5,06 persen dan 5,04 persen pada periode yang sama.
Begitu juga persentase penduduk miskin menurun dari 14,29 persen pada 2016 menjadi 12,62 persen di awal 2019.
“Begitu juga dengan tingkat pengangguran, turun dari 4,43 persen pada 2017 menjadi 3,96 persen pada awal 2019. Pada periode pengamatan yang sama, kesenjangan antarkelompok pendapatan dalam masyarakat juga semakin membaik dan hingga saat ini berada pada level angka 0,33,” ujarnya.
Menurut Nunik, dengan rekam jejak pertumbuhan ekonomi Lampung beberapa tahun terakhir yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, pada 2020 mendatang, ekonomi Lampung diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,3 hingga 5,6 persen. Pada 2020 juga pengendalian inflasi akan dilakukan untuk mempertahankan dan mendorong daya beli masyarakat. Fokus utamanya menjaga stabilitas harga dan distribusi pangan maupun barang strategis.
Sebab, dengan tersedianya barang dan terkendalinya harga akan turut menjaga daya beli dan menahan laju angka kemiskinan. “Melalui langkah-langkah tersebut, tingkat inflasi Lampung pada 2020 akan dipertahankan berada pada kisaran 3,0 sampai 3,5 persen,” katanya.
Muharram Candra Lugina
Sumber
Comments are closed.