SUKADANA (Lampost.co) — Perkembangan serangan penyakit diare di Kabupaten Lamtim tidak boleh dipandang remeh. Pasalnya, selama kurun waktu April – Juni 2018 saja, sudah 3.368 warga Kabupaten Lamtim yang diserang penyakit tersebut. Karena itu wajar jika penyakit yang satu ini wajib diwaspadai apalagi saat musim kemarau seperti saat ini.
Kepala Bidang Pencegahan Pembrantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lamtim, Sartono, kepada Lampost.co, Rabu (8/8/2018) menjelaskan, penyakit diare merupakan suatu penyakit yang menyebabkan peningkatan frekuensi buang air besar atau BAB menjadi 3 kali atau lebih dalam sehari, dengan bentuk tinja lunak atau cair.
Karena sepintas hanya peningkatan frekuensi BAB, maka penyakit yang satu ini kerap dipandang remeh oleh masyarakat. Padahal penyakit diare ini bisa sangat berbahaya, sebab disamping mudah menular, dimana kuman pada feses penderita dapat mengontaminasi tangan, makanan, air, dan perlengkapan makan, hingga akhirnya masuk ke dalam saluran cerna orang lain melalui mulut, penyakit ini juga bisa mengancam jiwa penderita jika terlambat atau keliru dalam penanganannya.
Misalnya saja, diare yang berlangsung terus menerus selama berhari-hari dapat membuat tubuh penderita mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang dialami tergolong berat, misalnya karena diarenya disertai muntah-muntah, risiko kematian dapat mengancam. Orang bisa meninggal dalam beberapa jam setelah diare dan muntah yang terus-menerus. Dehidrasi akut terjadi akibat penderita diare terlambat ditangani.
Penyakit diare ini sendiri kata Sartono, biasanya cenderung lebih marak muncul menyerang warga pada musim kemarau. Suhu udara yang cukup panas ditambah kondisi lingkungan yang kering, banyak lalat serta volume debu yang semakin meningkat, sangat mendukung berkembangnya penyakit ini.
Di wilayah Kabupaten Lamtim sendiri lanjut dia, dalam kurun waktu April hingga Juni 2018 saja tercatat 3.368 warga Lamtim yang terkena serangan penyakit diare. Adapun rincian warga yang terserang diare dalam kurun wwaktu tersebut adalah April sejumlah 946 orang, Mei (1.001 orang) dan Juni meningkat lagi menjadi 1.421 orang.
Oleh sebab itulah tandas Sartono, apapun alasannya penyakit diare ini tidak boleh dipandang remeh dan harus selalu diwaspadai terutama pada musim kemarau seperti saat, dimana kondisi cuaca dan lingkungan memang sangat mendukung berkembangnya penyakit tersebut. “Karena itu kami meminta agar warga jangan menganggap remeh penyakit diare yang cenderung meningkat serangannya pada msuim kemara. Sebab disamping mudah menular penyakit yang satu ini juga bisa menyebabkan kematian jika terlambat atau keliru dalam penanganannya,” kata dia.
Ditambahkan juga oleh Sartono, untuk menghindari atau mengantisipasi serangan penyakit ini warga diminta menjaga sanitasi lingkungan secara keseluruhan, kemudian menjaga kebersihan diri dan keluarga misalnya rajin mencuci tangan dengan sabun pada waktu-waktu tertentu, serta segera berobat ke petugas
Comments are closed.