Saibumi.com, Wayjepara – Dua kasus pencabulan anak di bawah umur yang terjadi di Kecamatan Wayjelara mendapat perhatian kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lampung Timur.
Kasus pencabulan pertama menimpa seorang siswi SD yang diduga dilakukan oleh oknum gurunya. Sedangkan kasus kedua di Taman Pengajian Alquran. Pengelola sekaligus guru ngaji di sana diduga mencabuli sejumlah muridnya.
Kasus pencabulan ini bukan kali ini saja, bahkan beberapa kasus sebelumnya pun terjadi di Lampung Timur. Perlunya peran pemerintah dan semua pihak dalam melindungi anak tentu perlu ditingkatkan sehingga keamanan bisa terjaga.
Menurut Wakil Ketua III DPRD Lamtim Nurhadi, dua kasus ini menjadi keprihatinan semua pihak. Orang tua, guru, dan pemerintah harus hadir memberi rasa aman kepada masyarakat, terutama anak anak.
“Memberi ruang lingkup yang baik untuk tumbuh kembang mereka,” kata dia kepada Saibumi.com, Rabu 1 Agustus 2018.
Menurutnya, pemerintah daerah sudah cukup baik dengan meluncurkan program menuju kabupaten ramah anak. Namun, sayang program itu ibarat sebuah buku, baru berupa judul belum ada isi.
“Oleh karena itu DPRD akan terus mendorong agar pemkab lebih serius lagi mewujudkan kabupaten ramah anak. Dan menjadikan penghargaan yang diterima sebagai pemacu dan energi positif untuk mempercepat mewujudkannya,” ungkap politisi Partai PKS Lamtim itu.
Sementara itu, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Lamtim Faizal Riza menyatakan, kejadian pencabulan bukan sekali ini. Sebelumnya pernah terjadi di pondok pesantren di Kecamatan Bumiagung.
“Berarti banyak kejadian ini. Kok pelakunya yang di Wayjepara dibiarkan begitu saja, ini kan gila, apa harus menunggu laporan kejadian itu. Menurut saya ini kejadian bukan delik aduan. Kami mengutuk pelakunya,” ujarnya.
Terkait Lampung Timur menuju kabupaten layak anak (KLA), Faizal Riza menganggapnya baik. Namun, yang lebih penting ciptakan rasa aman pada anak.
“Jangan kita mengejar target untuk dapat penghargaan atau simbol itu menurut saya tidak penting tapi harus implementasinya. Aparat penegak hukum melakukan langkah kongkret agar ada efek jera. Ini memalukan benar karena pelakunya seorang guru sekolah dan guru ngaji. Memalukan sekali kalau didiamkan, gimana mau jera kalau pelakunya gampang diginiin,” bebernya. (*)
Comments are closed.