Penjaringan Warga Penderita TBC di Lamtim Banyak Kendala

SUKADANA (Lampost.co)–Penjaringan untuk menemukan dan mengobati warga yang menderita penyakit tubercolosis (TBC) di wilayah Kabupaten Lampung Timur menemukan banyak kendala di lapangan.

Kepala Bidang Pencegahan Pembrantasan Penyakit (P2P), pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lamtim, Sartono, kepada lampost.co, Jumat (27/7/2018) menjelaskan, Pemerintah telah menetapkan pengendalian penyakit TBC merupakan salah satu program prioritas dalam Pembangunan Nasional 2015-2019, apalagi kasus TBC merupakan salah satu dari 12 indikator Pembangunan Nasional yang mendapatkan pemantauan langsung dari Presiden.

Dalam program prioritas pemberantasan penyakit TBC tersebut, pemerintah memberi target kepada pemerintah daerah untuk menemukan dan mengobati warganya yang menderita penyakit TBC. Adapun target penemuan sekaligus pengobatan penderita TBC untuk daerah itu ditetapkan berdasarkan rumus 394 : 100.000 X jumlah penduduk X 80%.

Karena jumlah warga Kabupaten Lamtim saat ini mencapai sekitar 1 juta jiwa, maka dengan rumus itu target nasional penemuan dan pengobatan penderita TBC 2018 di Kabupaten Lamtim adalah sekitar 4.000 penderita.

Untuk merealisasikan target itu, kata dia, pihaknya terus bekerja keras dan berupaya maksimal melakukan penjaringan untuk menemukan dan mengobati warga Lamtim yang menderita TBC. Namun tetap saja berbagai kendala muncul dan ditemui di lapangan.

Beberapa kendala itu kata Sartono lagi, misalnya, tenaga analis kesehatan di Puskesmas jumlahnya minim, warga yang terindikasi menderita TBC enggan berobat ke Puskesmas atau tenaga medis terdekat karena menganggap penyakitnya biasa saja, kemudian penderita malu berobat ke Puskesmas karena menderita TBC, dan lain-lain.

“Kendala-kendala tersebut selalu muncul dan kami temui di lapangan. Karena adanya kendala itu maka kami juga mengalami kesulitan dalam menjaring untuk menemukan dan mengobati warga yang menderita TBC,” kata Sartono.

Namun terlepas dari itu semua tandasnya, pihaknya akan tetap terus bekerja keras dan maksimal untuk melakukan penjaringan. Berbagai upaya terus dilakukan mulai dari penyisiran terduga penderita TBC baik dari klinik, puskes hingga rumah sakit, juga dengan menjalin kerjasama dengan organaisasi yang concern dalam pembrantasan TBC.

Sumber

Comments are closed.