Lampung Timur (Antaranews Lampung) – Aliansi Antikekerasan Anak dan Perempuan (AKRAP) Lampung mengajak semua pihak untuk peduli terhadap keselamatan anak, menyusul kejadian seorang bocah tenggelam di lubang bekas galian batu bata, di Desa Labuhanratu VII, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur.
“AKRAP meminta pemerintah dan seluruh elemen peduli akan keselamatan anak, menyusul musibah beruntun yang menyebaban kematian anak karena tenggelam,” kata Edi Arsadad, Ketua AKRAP Lampung dalam keterangan di Lampung Timur, Kamis.
AKRAP mencatat sejak Januari hingga April 2018, kematian anak akibat tenggelam sebanyak lima kasus.
“Lima kasus itu menelan korban jiwa sebanyak sembilan anak, dua di antaranya dari Desa Negara Batin, Jabung dan korbannya masih balita,” ujarnya pula.
Lalu, pada Juli 2018 kembali terjadi di Desa Labuhanratu VII menimpa RFK (11) yang tewas tenggelam di bekas lubang galian batu bata.
Edi yang juga Ketua Ikatan Wartawan Online Kabupaten Lampung Timur meminta pemerintah dan seluruh masyarakat peduli dengan keselamatan anak-anak menyusul terus berulang kematian bocah karena tenggelam di lubang bekas galian.
Dia meminta pemerintah kabupaten setempat sampai desa dapat membuat aturan pengamanan terhadap lubang-lubang bekas galian itu. “Berikan pengamanan atau pun tanda bahaya pada tempat-tempat yang dianggap rawan bagi anak-anak untuk bermain,” katanya lagi.
“Sebaiknya lubang-lubang bekas galian yang tidak terpakai itu, segera diuruk kembali agar tidak membahayakan, apalagi lubang itu berada tidak jauh dari permukiman,” ujarnya pula.
Beberapa kasus bocah tewas tenggelam di sejumlah tempat di Kabupaten Lampung Timur, di antaranya dua bocah perempuan kakak beradik di Dusun 6, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Senin (19/2) ditemukan tewas tenggelam di kolam ikan tidak jauh dari rumahnya. Kedua kakak beradik itu, yakni Sofiyanti (12) dan Safira (7).
Pada Minggu (26/10/2014) seorang murid SD di Desa Mekar Sari, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur tewas tenggelam saat bermain bersama teman-temannya di salah satu areal penambangan pasir tanpa rambu-rambu pengamanan. Korban adalah Yovanka (11).
Dia tewas saat bersama teman-temannya bermain di areal galian pasir dekat rumahnya.
Kemudian pada Minggu (4/10/2015) Fiki Ramadani (8) juga tewas tenggelam saat bermain bersama teman-temannya di bekas lubang galian pasir di Desa Karang Anyar, Kecamatan Labuhan Maringgai.
Comments are closed.