Pneumonia Ancam Anak Saat Cuaca Ekstrem

SUKADANA (lampost.co) — Cuaca ekstrem yang sedang terjadi perlu diwaspadai para orang tua, khususnya yang memiliki anak usia di bawah lima tahun (balita). Sebab, cuaca tidak menentu antara hujan dan panas, sangat mendukung berkembangnya berbagai penyakit yang dapat mengancam anak, salah satunya adalah pneumonia.

Pneumonia merupakan penyakit yang penyebab utamanya adalah bakteri Pneomonucus bactery dan virus yang dapat mengakibatkan infeksi di paru-paru. Bakteri dan virus penyebab pneumonia dapat menyerang dengan cepat dan bisa berbahaya jika tidak ditangani.

Imbauan mewaspadai penyakit pneumonia disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan Lampung Timur Mirwansyah. Dia menjelaskan pneumonia kerap menyerang saluran pernapasan pada anak-anak usia balita. Balita yang terserang pneumonia akan mengalami beberapa gejala, seperti demam dibarengi batuk, pilek, dan napas yang terlihat memburu atau lebih cepat.

Mirwansyah menyebut pneumonia tergolong penyakit yang cukup berbahaya bagi anak. Sebab jika tidak segera ditangani secara intensif, balita yang terserang bukan hanya mengalami demam tinggi, tetapi juga sesak napas hingga kejang-kejang.
“Jika sudah terserang hingga mencapai gejala seperti itu tidak menutup kemungkinan balita bisa meninggal dunia,” ujarnya, Selasa (5/12/2017).

Meski belum dapat menyebut data perinci balita di Lampung Timur yang terserang pneumonia karena masih dalam perekapan, menurut Mirwansyah, pada 2017, di Lampung Timur penyakit tersebut terdeteksi sudah muncul dan menyerang cukup banyak balita. Beruntung warga atau orang tua tanggap dan cepat bertindak dengan membawa anak-anak balita berobat ke puskesmas atau petugas kesehatan terdekat, sehingga para balita terselamatkan.

Ia mengimbau warga dan para orang tua agar setiap saat bisa melakukan langkah-langkah antisipasi agar para balita tidak terserang pneumonia, di antaranya dengan menjaga sanitasi lingkungan, mengutamakan pemberian air susu ibu secara terus-menerus hingga anak mencapai usia dua tahun. Kemudian menjaga kondisi tubuh anak balita dengan pemberian makanan bergizi.

Terbanyak Pneumonia

Data Kementerian Kesehatan pada 2009 menyebutkan dari sembilan juta kematian balita di Indonesia, 2 juta meninggal setiap tahun akibat pneumonia. Setiap menitnya, empat balita atau bayi meninggal.
Dari lima kematian tersebut satu di antaranya disebabkan pneumonia, kemudian disusul oleh diare. Selain pneumonia, penyebab kematian bayi usia 0—28 hari adalah prematur dan infeksi.

Ketua Umum Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Kuntjoro Adi Purjanto di Jakarta, beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa Indonesia termasuk 10 besar dengan balita terbanyak yang mengidap pneumonia. Setidaknya ada dua atau tiga anak meninggal setiap jam karena pneumonia.
“Oleh sebab itu, pneumonia disebut sebagai pembunuh yang terlupakan. Dari data WHO tahun 2015, sekitar 15% dari 5,9 juta kasus kematian balita disebabkan pneumonia,” kata dia.

Sumber

Comments are closed.